JAYAPURA – Staf Khusus (Stafsus) Kementerian Hukum dan HAM RI, Fajar B. S. Lase, mengatakan perlu adapembinaan lingkungan sekitar Lapas Kelas IIA Narkotika Doyo, Distrik Sentani Barat, Kabupaten Jayapura.
“Dalam keesempatan ini, kita bisa melihat langsung keadaan Lapas Narkotika Jayapura, dan saya tidak bicara tentang bagaimana kita pendiri reformasi dan birokrasi,”kata Fajar disela-sela kunjungannya ke Lapas Narkotika Doyo, Rabu (16/3/2022).
“Tetapi mari kita lihat apa yang ada di depan mata, tentu kita memiliki keinginan tempat tinggal yang baik, begitu juga sama dengan tempat kerja kita yang sebagai rumah kedua kita,”ujarnya lagi.
Oleh karena itu, kata Fajar, rumah kedua tersebut harus lebih bersih, dan dikelola serta ditata dengan sebaik-baiknya.
“Sebab hal itu merupakan semangat perubahan, baik untuk merubah pola pikir kita, dan juga kita perlu memastikan masyarakat binaan harus dilayani dengan baik,”katanya.
Menurut Fajar, bagaimana mungkin mau membicarakan perubahan dan semangat untuk memiliki budaya baru, tetapi apa yang ada di depan mata belum dibenahi.
“Sederhana saja, di lingkungan, rumput-rumput yang sudah tinggi, drainase yang tidak tertata baik dan banyak kotoran, serta tanaman dibiarkan tumbuh sedemikian rupa,”katanya.
“Kalau sepeti ini, maka tidak bisa kita bicara tentang semangat perubahan, sebab apabila tidak ada keinginan untuk membenahi rumah kedua ini maka kita tidak bisa membicarakan semangat zona integritas,”ujarnya lagi.
Fajar mengatakan, jika memang mau merubah semangat bekerja, maka langkah pertama yang harus dilihat adalah lingkungan yang ada.
“Jangan bilang kami tidak punya biaya, atau tidak punya anggaran, sebab itu sama saja kalah sebelum bertempur,”katanya.
“Siapapun orang ingin merencanakan sesuatu, maka anggaran itu nomor sekian, tetapi semangatnya untuk berfikir ke depan bagaimana mau merubah tempat tersebut menjadi baik,”ujarnya.
Oleh sebab itu, perlu dipikirkan dan inventarisasi masalahnya.
“Apa masalah-masalah kita di lingkungan yang belum tertata dengan baik, maka dari situlah kita dapat bekerja untuk memperbaikinya, baik itu lingkungan, dan lainnya, setelah itu, baru dibicarakan soal warga binaan dengan skill dan lain sebagainya,”katanya.
Semua ini harus ada perencanaan yang matang.
“Sebab setelah masuk ke sini, saya sama sekali tidak melihat ada semangat, lalu mau membicarakan tentang zona integritas semangat WBK dan WBBM itu,”ujarnya.
“Jadi saya minta semua para pejabat struktural agar benar-benar perhatikan ini,”ujarnya.
Sebab menurut Fajar, kalau mau berubah, maka semua itu perlu direncanakan dengan baik, tentang pembenahan sarana prasarana.
“Setelah itu kita bicara manusianya, kemudian berapa biayanya atau anggaran yang bisa direvisi atau meminta bantuan pemerintah daerah,”katanya.
Jika dilakukan demikian, tambah dia, maka semangat yang ada adalah tentang perubahan bukan proyek reformasi birokrasi.
“Jadi kalau kita mau berubah, harus benar. Saya minta tolong Pak Kalapas dan rekan-rekan semua rencanakan dengan baik, untuk bagaimana merubah semua, dan membuat progres dalam 1 bulan kedepan, “ujarnya.
Selanjutnya, mengkoordinir para warga binaan secara bergilir untuk terlibat seperti memotong rumput, memperbaiki gorong-gorong, atap dan lain sebagainya.